Senin, 30 Mei 2011

makalah tentang manajemen keuangan

MANAJEMEN MODAL KERJA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia usaha, peingkatan kegiatan usaha selalu menghadipi msalah-masalah politik. Salah satu masalah utama yang dihadapi piemilik usaha adalah penyediaan mdal kerja yang diperuntukkan untuk menunjang kegiatan.
Pimpinan perusahaan harus selalu aktif meneliti sumbe-sumber dan penggunaan modal kerja agar perusahaan selalu tercukupi. Modal kerja dapat diperoleh dari hasil operasi perusahaan maupun luar . Kegagalan memperoleh modal kerja akan menimbulkan hambatan, meski hal itu turut dipengaruhi oleh factor pengolahan dalam meningkatkanmutu produksi dan factor lain yang sifatnya eksternal.
Peranan modal kerja sangat penting bagi setiap perusahaan, walaupun peranan tersebut selalu berbeda pada masing-masing perusahaan. Dalam perusahaan industri misalnya, salah satu peranan modal kerja adalah menjamin kontinuitas perusahaan. Namun pada daasarnya modal kerja dan modal memiliki hubungan yang sangat erat. Modal, disampin kontinuitas, juga menjaga likuiditas perusahaan.
Untuk mempelajarai bagaimana lingkup modal kerja, berikut kami sajikan makalah yang berjudul “MANAJEMEN MODAL KERJA”. Berikut adalah makalahnya.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Modal Kerja
2. Jenis-Jenis Modal Kerja
3. Strategi Modal Kerja
4. Metode Perhitungan Kebutuhan Modal Kerja

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Modal Kerja
Pengertian modal kerja dan modal berbeda-beda dalam pandangan pedagang, ahli ekonomi, kreditur dan ahli hukum. Drs. Bambang Riyanto mengemukakakan tiga konsep pengertian modal kerja, yaitu :
1. Konsep Kuantitatif
Konsep ini didasarkan atas kualitas dana yang ditanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, yaitu aktiva yang dipakai sekali dan akan kembali menjadi bentuk semula, atau aktiva dengan bentuk dana tertanam di dalamnya yang akan bebas lagi dalam waktu singkat. Konsep ini sering di sebut Gross Workong Capita.
2. Konse Kualitatif
Konsep ini didasarkan atas dasar kualitatif, yaitu kelebihan aktiva lancar dari hutang lancarnya. Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar rutin digunakan untuk membiayai operasi perusahaan yang bersifat rutin tanpa mengganggu likuiditasnya. Konsep ini sering disebut dengan Net Working Capital.
3. Konsep Fungsional
Konsep ini didasarkan pada fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang dugunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan, dengan kalkulasi sebagian dana dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada periode tresebut (current income) dan sebagian lagi digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada periode-periode berikutnya(future income).

B. Jenis-Jenis Modal Kerja
1 Modal Asing/Utang
Modal asing adalah modal yang berasl dari luar perusahaan yang sifatnya sementara di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan “utang”, yang pada saatnya harus dibayar kembali. Mengenai penggolangan utang ada yang hanya membaginya dalam dua golongan, yaitu utang jangka pendek (yaitu kurang dari satu tahun), dan utang jangka panjang (lebih dari satu tahun). Tetapi banyak penulis bidang pembelanjaan yang membagi modal asing atau utang dalam tiga golongan.
1. Modal Asing / Utang Jangka pendek (Short-Tem Debt)
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa modal asing jangka pendek adalah modal asing yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Sebagian besar utang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya. Adapun jenis-jenis daripada modal asing (uatang atau kredit) jangka pendek yaitu terutama :
a. Kredit Rekening Koran
Kredit rekening Koran adalah kredit yang diberikan oleh Bank kepada perusahaan dengan batas plafond tertentu dimana perusahaan mengambilnya tidak sekaligus melainkan sebagian demi sebagian sesuai dengan kebutuhannya, dan bunga yang dibayar hanya untuk jumlah yang telah diambil saja, meskipun sebenarnya perusahaan meminjamnya lebih dari jumlah tersebut.
Bank dalam memberikan kredit rekening Koran dapat mengikat perusahaan yang bersangkutan dengan berbagai syarat atau klausul (clausule) yaitu antara lain :
1. Klausul pembatalan
Bank mempunyai hak untuk membatalkan pemberian kreditnya setiap waktu. Meskipun demikian Bank jarang sekali menggunakan hak tersebut demi kebaikan namanya serta untuk mempertahankan hubungan baik atau kepercayaan para nasabah (langganan) dan masyarakat kepadanya.
2. Klausul likuiditas darurat
Klausul atau syarat ini memungkinkan untuk Bank mengubah kredit Rekening Koran ke dalam bentuk Kredit Wesel, dengan tujuan untuk mendapatkan alat-alat tunai dengan segera.
3. Klausul pemeriksaan
Klausul ini memungkinkan Bank untuk memeriksa, meneliti dan mengawasi cara menggunakan kredit yang diberikan oleh Bank kepada suatu perusahaan, agar kredittersebut dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.
4. Klausul penerimaan dan pembayaran melalui Bank
Klusul ini memungkinkan Bank untuk mengikat keuangan perusahaan dengan syarat bahwa semua transaksi finansiil perusahaan harus dijalankan melalui Bank yang bersangkutan.

5. Klausul jaminan
Klausul perusahaan hendak memperbesar junlah kreditnya (melebihi plafound yang telah ditentukan sebelumnya) maka Bank berdasarkan klausul ini berhak untuk meminta jaminan yang lebih besar lagi misalnya dengan penyerahan efek, dan berdasarkan nilai dari efek tersebut, Bank menentukan beberapa % (dari nilai efek) kredit akan diperbesar.
b. Kredit dari penjual
Kredit penjual merupakan kredit perniagaan (trade-credit) dan kredit ini terjadi apabila penjualan produk dilakukan dengan kredit. Apabila penjuala dilakukan dengan kredit berarti bahwa penjualan baru menerima pembayaran harga dari barang yang dijualnya beberapa waktu kemudian setelah barang diserahkan.
Selama ini pembelian atau langganan dapat dikatakan menerima “kredit penjual” dari penjual atau produsen. Selama waktu itupun beraarti penjual/produsen memberikan “kredit penjual” kepada pembeli atau langganan.
c. Kredit atau pembeli
Kredit pembeli adalah kredit yang diberikan oleh perusahan sebagai pembeli kepada pemasok (supplier) dari bahan mentahnya atau barang-barang lainnya.
Disini pembeli membayar harga yang dibelinya lebih dahulu, dan setelah beberapa waktu barulah pembeli menerima barnag yang diberinya. Selama waktu itu dapat dikatakan bahwa pembeli memberikan “kredit pembeli” kepada penjual/pemasok bahan mentah atau barang dagangan.
d. Kredit wesel
Kredit wesel ini terjadi apabila suatu perusahan mengeluarkan “surat pengakuan utang” yang berisikan kesanggupan untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak tertentu dan pada sat tertentu (surat Promes/Notes Payables). Dan setelah ditanda-tangani surat tersebut dapat dijual atau diuangkan pada Bank. Daripadanya diiperoleh uang sebesar apa yang tercantum dalam surat utang tersebut dengan bunga samapi hari jatuhnya.
2. Modal Asing/ Uang Jangka panjang (Intermediate-Term Debt)
Sebagaimana diuraikan di muka, modal asing atau jangka menengah adalah utang yang jangka waktu atau umumnya adalah lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun.
Bentuk-bentuk utama dari kredit jangka menengah adalah :
a. Term Loan
Term loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun. Pada umumnya term loan dibayar kembali dengan angsuran tetap selama satu periode tertentu(amortization payments)
Contoh :
Suatu poerusahaan akan membeli sebuah mesin dengan harga Rp. 1.000.000,- dari suatu pabrik dengan syarat pembayaran dalam jangkawaktu 10 tahun dengan bunga 5% per tahun dihitung dari sisa pinjaman. Dan bahwa angsuran pinjaman plus bunga dibayar dalam 10 kali pembayaran tahunan yang sama besar jumlahnya.
Besar jumlah angsuran pinjaman plus bunga setiap tahunnya dapat dihitung dengan menggunakan table P.V dari suatu annuity (table A2) dengan rumus :

R : Pembayaran tahunan
An : Nilai sekarang dari annuity
IF : Interest Faktor yang bersangkutan yang terdapat pada table P.V

Rp. = Rp. 1.000.000,- = Rp. 129.500,-
7,722

b. Leasing
Bentuk lain dari “intermediate-term debt” adalah “Leasing”. Apabila kita tidak ingin memiliki suatu aktiva, tetapi hanya menginginkan “service” dari aktiva tersebut, kita dapat memperoleh “hak penggunaan” atas suatu aktiva itu tanpa disertai dengan hak milik, dengan cara mengadakan kontrak “leasing” untuk aktiva tersebut.
Dengan demikian leasing adalah suatu alat atau cara untuk mendapatkan “service” dari suatu aktiva tetap yang pada dasarnya adalah sama seperti halnya kalau kita menjual obligasi untuk mendapatkan “service” dari aktiva tersebut dan bedanya pada leasing tidak disertai hak milik. Lebih khususnya “lease” adalah persetujuan atas dasar kontrak dimana pemilik dari aktiva (leassor) menginginkan pihak lain (leassee) untuk menggunakan jasa dari aktiva tersebut selama suatu periode. Hak milik atas aktiva tersebut tetap pada “leassor”. Kadang-kadang leassee juga diberi
Ada 3 bentuk utama leasing yaitu :
1 Sale and Leaseback
2 Service Leases atau Operating Leases
3 Financial Leasing
Bagaimana cara leassor menentukan besarnya rental payment dapat dilihat sebagai contohnya berikut :
Misalkan Leassor setujuuntuk membeli suatu perlengkapan atau aktiva tetap tertentu seharga Rp. 10 Juta dan meng “Lease” dan aktiva tersebut untuk waktu 5 tahun dan sesudah waktu itu masih mempunyai nilai residu salvage value sebesarRp. 1 Juta.
Apabila leassor menginginkan pendapatan 10% dari leasing tersebut dia harus menetapkan besarnya pembayaran tahunan yang harus dilakukan oleh leasse yang terdiri dari angsuran dari harga aktiva tersebut plus biaya atau pendapatan yang dinginkan.

Pembayaran sewa tahuan dapat ditentuan dengan cara sebagai berikut sewa tahunan = x

Harga Beli = P.V dari sewa tahunan + P.V dari salvage value
Harga Beli = (I.F)x + P.V. dari salvage value

10.000.000 = 3,791 x + (0,621)(1.000.000)

Harga Beli = P.V. dari sewa + P.V. dari salvage
tahunan value
Rp. 10.000.000 = 3,791 x + 621.000
x = Rp. 2.474.018,00

Tahun Cash Inflow
(sewa tahunan &salvage value) I.F
(10%) P.V
1 Rp. 2.474.018,00
2 Rp. 2.474.018,00
3 Rp. 2.474.018,00 3,791 Rp. 9.379.000,00
4 Rp. 2.474.018,00
5 Rp. 2.474.018,00
Rp. 1.000.000,00 (salvage value) 0,621 Rp. 621.000,00
Rp. 1.370.090,00 Rp. 10.000.000,00

3. Modal Asing/Utang jangka panjang (Long-Term Dept)
Sebagaimana disebutkan di muka, modal asing/utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya digunakan adalah panjang, umumnya lebih dari 10 tahun.
Utang jangka panjang ini umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaaan (ekspansi) atau modernisasi perusahaan. Karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliptui jumlah yang besar.
Adapun jenis atau bentuk-bentuk utama dari utang jangka panjang antara lain:

a. Pinjaman obligasi
Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu panjang untuk mana si debitur mengeluarkan surat pengakuan utang yang mempunyai nominal tertentu.
Jangka waktu pinjaman obligasi hendaknya didasarkan kepada pertimbangan –pertimbangan sebagai berikut :
1. Jangka waktu pinjaman kredit hendaknya disesuaikan dengan jangka waktu penggunaannya di dalam perusahaan.
2. Jumlah angsuran harus disesuaikan dengan jumlah penyusutan dari aktiva tetap yang akan dibelanjai dengan kredit obligasi tersebut.
Pembayaran kembali pinjaman obligsi dapat dijalankan sekaligus pada hari jatuh temponya atau secara berangsur setiap tahunnya. Apabila sistem pelunasan sekaligus itu namanya “sinking Found Syistem” sedangkan kalau secara berangsur-angsur pembayarannya kembali disebut “Amortization System”.
Peluansan atau pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat diambil dari peyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan keuntungan.
Macam-macam obligasi adalah :
a. Obligasi biasa (Bonds)
Adalah obligasi yang bunganya tetap dibayar oleh debitur dalam waktu-waktu tertentu, dengan tidak memandang apakah debitur memperoleh keuntungan atau tidak. Biasanya caupon (bunga obligasi) dibayar dua kali setiap tahunnya.
b. Obligasi pendapatan (Income Bonds)
Adalah jenis obligasi dimana pembayaran bunga hanya dilakukan pada waktu-waktu debitur atau perusahaan yang mengeluarkan surat obligasi tersebut mendapatkan keuntungan, tetapi disini kreditur mempunyai “hak kumulaitf” artinya apabila pada suatu tahun perushaa menderita kerugian sehingga tidak dibayarkan bunganya dan apabila di tahun berikutnya perusahaan mendapatkan keuntungan maka kreditur tersebut berhak untuk menuntut bungan dari tahun yang tidak dibayar itu.
c. Obligasi yang dapat ditukarkkan (Convortible-Bond)
Adalah obligasi yang memeberikan kesempatan pada pemegang surat obligasi tersebut untuk pada suatu saat tertntu menukarkannya dengan saham dari perusahaan yang bersangkutan.
Dengan demikian maka jenis obligasi ini memungkinkan pemegangnya untuk mengubah statusnya yaitu kreditur menjadi pemilik.

b. Pinjaman Hipotik(Mortgage)
Adalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang (kreditu) diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak, agar bila pihak debitur tidak memnuhi kewajiban, barang itu dapat dijual dan dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihannya.

2 Modal Sendiri
Pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut lukuiditas merupakan “Dana jangka panjang yang tidak tertentu waktunya”.
Modal sendiri selain berasal dari sumber intern adalah dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan atau dibentuk sendiri di dalam perusahaan.
Modal sendiri yang berasal dari sumber inten ialah dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) terdiri dari :
a. Modal saham
Saham adalah suatu bukti pengambilaan bagaian atau peserta dalam suatu P.T. bagi perusahaan yang bersangkutan, yang diterima dari hasil penjualan sahamnya akan tetap tertanam di dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun saham sendiri itu bukanlah merupakan penanaman yang permanent, karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnyya.
Adapun jenis-jenis dari saham adalah sebagai berikut :
1. Saham biasa (Commond Stock)
Pemegang saham bisa akan mendapat deviden pada akhir tahun pembukuan, hanya saja kalu perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan
.
Fungsi saham biasa di dalam perusahaan adalah :
a. sebagai alat untuk membelanjai perusahaan dan terutama sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan akan modal permanen.
b. Sebagai alat untuk menentukan pembagian laba.
c. Sebagai alat untuk menentukan fusi ataua kombinasi dari perusahaan-perusahaan.
d. Sebagai alat menguasai perusahaan.
2. Saham preferen (Preferred Stock)
Pemegang saham preferens mempunyai beberapa preferensi tertentu di atas pemegang saham biasa, yatiu terutama dalam hal-hal :
a. Pembagaian deviden
b. Pembagian kekayaan
3. Saham kumulatif preferent (Cummulative Preferred Stock)
Jenisa saham ini pada dasarnya adalah sama dengan saham preferen. Perbedaannya hanya pada hak kumulatif pada saham preferen kumulatif. Dengan demikian pemegang saham preferen komulatif apabila tidak menerima deviden selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengijinkan atau karena adanya kerugian, pemegang jenis saham ini dikemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak untuk menuntut dividen dari saham preferen kumulatifpun dinyatakan dalam persentasi tertentu dari nilai nominalnya.
b. Cadangan
Cadangan disini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun yang berjalan (Reserve that are surplus). Cadangan yang termasuk dalam modal sendiri adalah :
1. Cadangan ekspansi,
2. Cadangan modal kerja,
3. Cadangan selisih kurs,
4. Cadangan untuk menampung hal-hal atau kejadian-kejadianyang tidak diduga sebelumnya
Selain itu ada pula yang disebut dengan cadangan rahasia yaitu cadangan yang bentuknya tidak nampak pada neraca dan besar jumlahnya sangat rahasia.
Cadangan diam yaitu cadangan yang bentuknya tidak nampak pada neraca tetapi jumlah besarannya dapat diperkirakan nilainya dalam perusahaan.
c. Laba ditahan
Keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat dibayarkan sebagai deviden dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Apabila penahanan cadangan tersebut sudah dengan tujua tertentu, maka dibentuklah cadangan sebagaimana diuraikan di atas.
Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang ditahan.

C. Strategi Modal Kerja
1. Strategi Aktiva Lancar
Secara umum, aktiva lancar mempunyai tingkat keuntungan yang lebih kecil dibandingkan dengan aktiva tetap. Jika perusahaan mempunyai aktiva lancar yang lebih tinggi, maka perusahaan bisa mengurangi risiko (risiko likuiditas), tetapi konsekuensinya perusahaan akan memperoleh profitabilitas yang lebih rendah juga. Dengan kerngka trade-off antara resiko dengan tingkat keuntungan seperti yang dijelaskan diatas, berikut adalah gambar yang mencoba menjelaskan beberpa alternatif kebijakan aktiva lancar








Bagan diatas menampilkan tiga sekenario strategi investasi aktiva lancar, yaitu A (konserrvatif), B (moderat, C ( sgresif). Pada kebijakan agresif, proporsi kas pituang atau persediaan akan semakin kecil. Tujuan kebijakan seperti itu adalah meningkatkan tingkat keuntungan, karena biasanya modal kerja memberikan tingkat keuntungan yang lebih rendah daripada aktiva tetap. Kebijakan longgar merupakan kebijakan konservatif, dan kebijaka tersebut merupakan kebalikan kebijakan agresif. Kebijakan moderat berada di tengah-tengah antara kebijakan agresif dengan longgar.


2. Strategi Pendanaan
Dari segi pendanaan kerja dan aktiva tetapi, ada beberapa altrnatif kebijakan pendanaan modal kerja (pendekatan pendekatan-jangka pendek). Ada tiga pendekatan dalam pendanaan jangka pendek yaitu :
a. Pendekatan Matching
Pendekatn ini berusaha enyeimbangkan sisi pendanaan dengan sisi asset (yang didanai). Dalam pendekatan tersebut, aktiva jangka panjang dan aktiva lancar yang permanen dibiayai utang dalam jangka panjang, sedangkan aktiva lancar dibiayai oleh utang jangka pendek. Bagan berikut ini menunjukkan strategi pendekatan Matching atau Hanging.








Dalam strategi tersebut aktiva tetap dan aktiva lancar permanen, yang mempunyai jangka waktu panjang, dibaiyai oleh pendanaan jangka panjang, sperti utang jangka penjang. Sedangkan aktiva lancar dibiayai oleh pendanaan jangka pendek. Strategi tersebut berusaha mempertemukan jangka waktu aktiva dengan pendanaan.
b. Agresif







Dalam strategi tersebut , utang jangka pendek yang digunkan lebih besar proporsinya dibandingkan di strategi Matching. Sebagian aktiva lancar permanen menggunakan utang jangka pendek sebagai sumber pendanaannya. Penggunaan utang jangka pendek yang lebih besar tersebut diharapkan bisa meningkatkan keuntungan (provitabilitas) karena perusahaan membayar bunga yang lebih kecil. Sebagai konsekuensinya, resiko strategi tersebut juga akan lebih tinggi.
c. Konservatif








Dalam strategi tersebut, utang jangka panjang lebih besar proporsinya. Sebagian aktiva lancar dibiayai utang jangka panjang. Strategi semacam itu mempunyai resiko yang lebih kecil, tetapi profitabilitas juga kecil karena perusahaan harus membayar bunga yang lebih besar.

D. Metode Perhitungan Kebutuhan Modal Kerja
1. Metode Perputaran Aset
Metode ininmenghitung besarnya kebutuhan modal kerjamelalui perputaran asset. Metode ini mengasumsikan perputaran asset konstan. Misalkan suatu perusahan mempunyai neraca dan laporan lab-rugi sebagai berikut :

Neraca Keuangan PT. Kocar-Kacir
Per Desember 2011
Aktiva Pasiva
Kas 200 Utang Dagang 100
Piutang 300 Utang Wesel 300
Persediaan 500 Obligasi 1.100
Aktiva Tetap 2.500 Modal Saham 1.500
Akumulasi Penyusutan (500)
Total Aktiva 3.000 Total Pasiva 3.000


Laporan Laba – Rugi PT. Kocar-Kacir
Untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember
Penjualan 15.000
Harga Pokok Penjualan Di luar Depresiasi 2.000
Biaya Operasional Tunai 3.500
Depresiais 500
Bunga 1.500
Total 7.500
Laba Operasional 7.500
Pajak (40 %) 3.000
Laba Bersih Setelah Pajak 4.500

Berapa modal kerja bersih yang dibutuhkan pada periode mendatang jika penjualan periode mendatang diperikirakan Rp. 20.000,- ?

Perputaran Kas = Penjualan /Kas = 15.000/200 = 75 X
Perputara Piutang = Penjualan /Piutang = 15.000/300 = 50 X
Perputaran Persaediaan = Penjualan/Persediaan = 15.000/500 = 30 X
Perputaran Utang Dagang = Penjualan/uatnag Dagang = 15.000 /100 = 150 X
Perputara Utang Wesel = Penjualan/Utang Gaji = 15.000/300 = 50 X

Untuk periode mendatang, dengan mengasumsikan perputaran asset yang sama terhadap setiap komponen kerja, maka jumlah setiap komponen model kerja bisa dihitung sebagai berikut ini :

Kas = Penjualan/Perputaran Kas = 20.000/75 = 267
Piutang Dagang = Penjualan/Perputaran Piutang Dagang = 20.000/50 = 400
Persediaan = Penjualan/Perputaran Persediaan = 20.000/30 = 667
Utang Dagang = Penjualan/Perputaran Utang Dagang = 20.000/150 = 133
Utang Wesel Penjualan/Perputaran Utang Wesel = 20.000/50 = 400

Modal kerja bersih yang dibutuhklan adalah :
267 + 400 + 667 – (133 + 400) = 801
Dengan demikian modal kerja bersih yang dibutuhkan adalah Rp. 801,-

2. Metode Keterkaitan Dana
Metode ini menghitung berapa lama dan seberapa dana “terikat”. Besarnya dana yang “terikat” tersebut merupakan kebutuhan modal kerja. Pada waktu manajer membeli bahan mentah, maka manajer membeli bahan mentah, maka manajer tersebut akan mengeluarkan kas, kemudian bahan tersebut akan mengeluarkan kas.kemudian bahan mentah tersebut diproduksi menjadi produk (persediaan), dijual dengan (missal) kredit, kemudian pada akhinya di lunasi.kas akan kembali ke tangan manajer keuangan. Selama siklus kas tersebut, kas yang akan dikeluarkan akan “terikat” dan baru “bebas” pada saat kredit dilunasi. Misalkan periode keterkaitan dana tersebut 20 hari, kemudian rata-rata kas terikat perharinya adalah Rp. 1 juta, maka total dana yang terikat adalah 20 x Rp. 1 Juta. Dengan demikian kebutuhan modal kerja adalah Rp. 20 Juta.dengan demikian besarnya modal kerja tergantung dari dua hal yaitu Periode Terikatnya dana dan rata-rata pengeluaran kas setiap harinya.

Misalkan perusahaan memproduksi barang dagangan dengan menggunakana bahan mentah X dan Y. untuk bahan mentah X, karena produk pesanan khusus, perusahaan harus memberi uang muka dua hari sebelum menerima barnag tersebut. Sebaliknya, untuk bahan mentah Y, perushaan bisa membeli dengan kredit (utang dagang) dan dilunasi 4 hari setelah perusahaan menerima barang.proses produksi memakan waktu 5 hari. Periode rata-rata persediaan adalah 5 hari.periode rata-rata piutang 5 hari, jumlah yang harus dibayarkan setiap harinya adalah sebagai berikut :

Bahan mentah X = Rp. 10.000,-
Bahan Mentah Y = Rp. 5.000,-
Tenaga Kerja = Rp. 10.000,-

Biaya administrasi dan biaya tetap lainnya adalah Rp. 100.000,- per bulan. Dengan informasi tersebut bagaiamana menghitung kebutuhan modal kerja dengan menggunakan metode keterikatan dana ?
Siklus bahan mentah X bisa digambarkan sebagai berikut :
Uang Muka Produksi Persediaan Piutang
1 2 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Kas Keluar Kas Keluar
Siklus tersebut menunjukkan waktu yang dibuthkan dari kas keluar sampai kas masuk lagi adalah 17 hari.
Siklus bahan mentah Y bisa digambarkan sebagai berikut :
Produksi Persediaan Piutang
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5


Kas Keluar Kas Masuk

Siklus tersebut menunjukkan bahwauntuk Y, periode terikatnya dana adalah11 hari. Untuk tenaga kerja, periode terikatnya dana adlaah 15 hari, seperti terlihat berikut ini :
1
2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5


Kas Keluar Kas Masuk

Jumlah dana yang terikat untuk ketiga komponen tersebut bisa dihitung sebagai berikut :

Bahan Mentah X = 17 x 10.000 = 170.000
Bahan Mentah Y = 11 x 5.000 = 55.000
Tenaga Kerja = 15 x 10.000 = 150.000
Alokasi Biaya Tetap = 15 x 4.000 = 60.000
Total Kebutuhan Modal Kerja = 435.000

Biaya tetapadministrasi bis dialokasikan dengan perhitungan sebagai berikut. Mislkkan sejumlah produksi dalam satu bulan dihitung 25 hari. Dengan demikian dalam waktu seharinya,alokasi untuk biaya administrasi adalah Rp. 4.000,- (100.000 / 25). Total modal kerja yang dibutuhkan adalah Rp. 435.000,- perh hari.misalkan perusahaan menetapkan jumlah saldokas minimal adalah Rp. 200.000,- per hari (untuk berjaga-jaga). Totalkebutuhan modal kerja dengan memasukkan saldo kas minimal bisa dihitung sebagai berikut.

Total kebutuhan modal kerja
(Memasukkan saldo kas minimal = Rp. 435.000 + Rp. 200.000
= 635.000

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Drs. Bambang Riyanto mengemukakakan tiga konsep pengertian modal kerja, yaitu :
a. Konsep Kuantitatif
b. Konsep Kualitatif
c. Konsep Fungsional
2. Jenis-jenis modal terdiri dari:
- modal asing /utang yang meliputi utang jangka pendek,utang jangka menengah, dan utang jangka panjang
- modal sendiri yang meliputi modal saham cadangan dan laba ditahan

3. strategi modal kerja meliputi :
a. strategi modal lancar
b. strategi pendanaan
4. metode perhitungan modal kerja, meliputi :
a. metode perputaran aset
b. metode keterkaitan dana

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, tentunya makalah ini masih banyak kekurangan serta kesalahan-kesalahan baik itu tata cara penulis ataupun pembahasan di dalamnya.
Untuk itu segenap kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian demi tersempurnanya makalah kami berikutnya. Terima aksih.







DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta, 2001
Mahmud M. Hanafi, Manajemen Keuangan, 2004/2005, BPFE, Yogyakarta.
M. Manulang. Pengantar Manajenen Keuangan,Andi Ofset. Yogyakarta .2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar