Senin, 30 Mei 2011

Resume makalah ekonomi mikro islam

Resume Makalah, EI Reguler (D) Semester IV 2011
Mata Kuliah : Ekonomi Mikro Islam
Dosen : Anita Rahmawaty, M.Ag
Nama : Coco Nonoise Juana Junishac


Resume Makalahs
Ekonomi Mikro Islam

1. KONSEP DASAR EKONOMI MIKRO ISLAM
• Pemasalahan Fundamental Ekonomi
• Ekonomi Sebagai Bagian Integral dari Islam
• Definis Ilmu Ekonomi
• Pengertian dan Lingkup Ekonomi Islam
• Pembagian Ilmu Ekonomi: Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

 Mengapa kita perlu membahas EKONOMI?
Karna Keinginan tak terbatas VS Sumber daya yang dapat memenuhi terbatas (Kelangkaan).
2. PERMASALAHAN FUNDAMENTAL EKONOMI ISLAM
Ada tiga masalah ekonomi:
• What to produce?
• How to produce?
• For whom to produce?

Masalah utama ekonomi adalah persoalan kelangkaan sumber daya ekonomi, tetapi ada tiga madhzab ekonomi dalam islam, yang memiliki pandangan berbeda tentang masalah utama ekonomi:
1. Madhzab Iqtishoduna:
Ilmu ekonomi tidak pernah sejalan dengan Ekonomi Islam, dan Kebutuhan manusia tidak terbatas sedangkan SD terbatas, oleh karna itu teori konvensional di tolak dan dibuang, dan sebagai gantinya teori baru yang digali dari al-Qur’an dan Hadits.
2. Madhzab Mainstream:
Sumber Daya terbatas sedangkan keinginan manusia tidak terbatas, perbedaan dengan pandangan ilmu ekonomi konvensional terletak dalam cara menyelesaikan masalah, yaitu keputusan skala prioritas pemenuhan kebutuhan didasarkan selera pribadi individu, sedang dalam EI prilaku manusia dituntun oleh al-Qur’an dan Hadits.

3. Madhzab Alternatif Kritis:
Mengkritik kedua madzhab diatas, menurutnya analisis kritis bukan saja dilakukan terhadap kapitalisme dan sosialisme, tetapi juga terhadap ekonomi Islam, Islam pasti bener, tetapi ekonomi Islam belum tentu bener karena EI adalah hasil tafsiran manusia atas al-Qur’an dan Hadits.

3. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI ISLAM
Sebelum ke pengertian ekonomi Islam kita harus tau apa itu ilmu ekonomi, Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara manusia menggunakan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi keinginan yang tidak terbatas.
Banyak sekali tokoh-tokoh yang mendefinisikan tentang ekonomi Islam seperti Chapra, Hasanuzzaman, Siddiqi, Ash Shodr, Mannan, Khan, dan Naqvi, tetapi pada intinya merupakan arti yang sama yaitu Suatu ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, meninjau, meneliti, dan ahirnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara yang Islami.
Beberapa ekonom memberikan penegasan bahwa ruang lingkup ekonomi Islam adalah masyarakat Islam dan Negara Islam itu sendiri. Dan titik tekan ilmu ekonomi Islam itu sendiri adalah pada bagaimana Islam memberikan pandangan dan solusi atas berbagai persoalan ekonomi yang dihadapi umat manusia secara umum.

4. KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM
Sebenarnya ekonomi Islam adalah satu sistem yang mencerminkan fitrah dan ciri khasnya sekaligus, yang dapat mewujudkan keadilan ekonomi bagi seluruh umat dan dapat menunjukkan jati dirinya dengan segala kelebihannya pada setiap sistem yang dimiliki, dengan karakteristik ekonomi Islam.
4.1 Tujuan ekonomi Islam
- Mengutamakan ketuhanan (mencari kehidupan akhirat)
- Mewujudkan kesejahteraan manusia
- Mewujudkan pertumbuhan ekonomi dalam Negara
- Mewujudkan sistem distribusi yang adil
4.2 Nilai-nilai ekonomi Islam
- Tauhid
- Adil
- Nubuwwah
- Khilafah
- Ma’ad
4.3 Prinsip-prinsip ekonomi Islam
- Prinsip tauhid
- Prinsip khilafah
- Prinsip keadilan
- Prinsip tazkiyah
4.4 Basis kebijakan ekonomi Islam
- Penghapusan Riba
- Implementasi loss profite sharing (Nisbah :dari besar keuntungan)
- Pelembagaan zakat
- Pelarangan israf (berlebihan)
5. KONSEP RASIONALITAS EKONOMI ISLAM
Rasional dalam ekonomi Islam berorientasi pada Nilai (wert rationalitas), karna pertimbangan utility, efisiensi, profit, dan sebagainya tidak semata menjadi prioritas akan tetapi dilandasi komitmen terhadap nilai yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits. Secara umum Asumsi Rasionalitas adalah Anggapan bahwa manusia berperilaku secara rasional, dan tidak akan secara sengaja membuat keputusan yang akan menjadikan mereka lebih buruk.


Jenis-jenis rasionalitas yaitu:
a. Rasionalitas kepentingan pribadi (self interest)
b. Present-am rasionality
Aksioma-aksioma pilihan rasional (landasan fundamental)
a. Kelengkapan
b. Transitivitas
c. Kontinuitas
Islam memakai Konsep rasionalitasnya dalam berbagai dimensi, antara lain:
1. Keadilan
2. Aptimum pareto
3. Efisiensi
4. Hisbah

6. TEORI KONSUMSI ISLAMI
Teori perilaku konsumsi dalam perspektif Islam dibangun atas dasar syari’ah Islam yang ternyata memiliki perbedaan mendasar dengan teori konvensional, perbedaan ini menyangkut nilai dasar yang menjadi fondasi teori, motif, dan tujuan konsumsi. Dalam perspektif Islam seseorang umat Islam harus menyakini dengan keimanan akan adanya hari kiamat dan kehidupan akhirat. Keyakinan ini akan mambawa efek dasar pada perilaku konsumsi.
Preferensi konsumsi islami berprinsip pada tiga pola yaitu:
1. Mengutamakan akhirat dari pada dunia
2. Konsisten dalam prioritas dan pemenuhannya
3. Memperhatikan etika dan norma

7. TEORI PERMINTAAN ISLAMI
Permintaan adalah: Sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.
Secara garis besar, permintaan dalam ekonomi islam sama dengan ekonomi konvensional, namun ada prinsip-prinsip tertentu yang harus diperhatikan oleh individu muslim dalam keinginannya. Misalnya: Islam mengharuskan orang untuk mengkonsumsi barang yang halal dan thayyib. Selain itu, dalam ajaran Islam, orang yang mempunyai uang banyak tidak serta merta diperbolehkan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli apa saja dan dalam jumlah berapapun yang diinginkannya. Batasan lain yang harus diperhatikan adalah bahwa seorang muslim tidak berlebihan (isyraf), dan harus mengutamakan kebaikan (maslahah).


Ibnu Taimiyyah (1263-1328 M) dalam kitab Majmu’ Fatawa menjelaskan, bahwa hal-hal yang mempengaruhi terhadap permintaan suatu barang antara lain:
1. Keinginan atau selera masyarakat (Raghbah) terhadap berbagai jenis barang yang berbeda dan selalu berubah-ubah.
2. Jumlah para peminat (Tullab) terhadap suatu barang.
3. Kualitas pembeli (Al-Mua’awid)
4. Lemah atau kuatnya kebutuhan terhadap suatu barang.
5. Cara pembayaran yang dilakukan, tunai atau angsuran.
6. Besarnya biaya transaksi

Perbedaan yang perlu diperhatikan terutama pada permintaan dalam Islam adalah: Sumber hukum dan adanya batasan syari’ah, sudut pandang barangnya, motif dari permintaan dan tujuanya.

8. TEORI PRODUKSI ISLAMI
Produksi menurut kahf dalam perspektif islam sebagai Usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materilnya, tetapi juga moralitasny, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup dalam agama islam, yaitu kebahagiaan dunia dan ahirat.
Walaupun dalam ekonomi Islam tujuan utamanya adalah memaksimalkan mashlahah, memperoleh laba tidaklah dilarang selama berada dalam bingkai tujuan dan hukum islam. Dalam konsep mashlahah dirumuskan dengan keuntungan ditambah dengan berkah.
Kegiatan produksi dalam perspektif Islam bersifat alturistik sehingga produsen tidak hanya mengejar keuntungan maksimum saja, tetapi juga mengejar tujuan yag lebih luas yaitu: falah didunia dan akhirat.
Biaya yang dikeluarkan oleh produsen dapat dibedakan menjadi biaya tetap (fixed cost atau FC) dan biaya variabel (variable cost atau VC). Total biaya yang harus dikeluarkan produsen adalah: TC = FC + VC.

9. TEORI PENAWARAN ISLAMI
Penawaran (supply), dalam ilmu ekonomi, adalah banyaknya barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu Penawaran (Supply).
Teori penawaran yaitu teori yang menerangkan sifat penjual dalam menawarkan Barang yang akan dijual. Gerakan sepanjang dan pergeseran kurva penawaran Perubahan dalam jumlah yang ditawarkan dapat berlaku sebagai akibat dari pergeseran kurva penawaran. Satu aspek penting yang memberikan suatu perbedaan dalam pespektif ini kemungkinan besar berasal dari landasan filosofi dan moralitas yang didasarkan pada premis nilai-nilai Islam
Penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain harga barang, tingkat teknologi, jumlah produsen di pasar, harga bahan baku, serta harapan, spekulasi, atau perkiraan.

10. MEKANISME PASAR ISLAMI
Dalam konsep ekonomi Islam, mekanisme pasar yaitu: Penentuan harga yang dilakukan oleh kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran. Pertemuan permintaan dan penawaran tersebut haruslah terjadi secara sukarela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pada suatu tingkat harga.
Perekonomian pada zaman Rasulallah adalah Perekonomian yanag menjunjung tinggi mekanisme pasar. Bahkan hingga periode awal masa ke Rasulannya, Muhammad sendiri adalah salah seorang pelaku pasar yang aktif, dan kemudian tetap menjadi pengawas pasar yang cermat hingga ahir hayatnya.
Rasulullah sangat menghargai harga yang terjadi karna mekanisme pasar yang menyuruh masyarakatnya mematuhi harga pasar.
Penghargaan ajaran Islam terhadap mekanisme pasar berangkat dari ketentuan Allah bahwa perniagaan harus dilakukan secara baik dengan rasa suka sama suka agar mekanisme pasar dapat berjalan dengan baik dan memberikan mutual goodwill bagi para pelakunya.

Beberapa larangan yag dapat mengganggu mekanisme pasar yang islami:
1. Talakki Rukban
2. Mengurangi timbangan
3. Menyembunyikan barang cacat karna penjual mendapatkan harga yang baik untuk kualitas barang yang buruk
4. Transaksi Najasy
5. Ikhtikar
6. Ghaban faa-hisyi (besar) dilarang, yaitu menjual diatas harga pasar.

Dalam ekonomi Islam tidak dikenal sikap mendua, siapapun boleh berbisnis tanpa peduli apakah dia satu-satunya penjual (monopoli) atau ada penjual lain. Jadi monopoli sah-sah saja. Namun, siapapun yang melakukan monopoli psar tidak boleh ikhtikar, yaitu mengambil keuntungan diatas keuntungan normal dengan mnjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi (monopolistic rent).

1 komentar: